Kajian Transhipment Pulau Tikus Terhenti

Kajian Transhipment Pulau Tikus Terhenti

\"RIO-AKTIFITAS BENGKULU, BE - Kajian Transhipment atau bongkar muat di perairan Pulau Tikus yang dilakukan oleh Tim Terpadu Pemerintah Provinsi Bengkulu hingga saat ini terhenti dan belum jelas perkembangannya. Padahal sekitar bulan Mei 2014 lalu sudah beberapa kali dibahas dengan melibatkan semua anggota tim pengkajian, termasuk dari eksternal Pemprov, seperti dari Mapolda dan Lanal Bengkulu. Sebelumnya, tim yang dibentuk pada awal Mei 2014 ini bertujuan untuk mengkaji kelayakan perairan Pulau Tikus untuk dijadikan kawasan bongkar muat batu bara dari kapal tongkang ke kapal besar. Mengingat alur Pelabuhan Pulau Baai terjadi pendangkalan dan hanya kapal yang bermuatan maksimal 33 ribu ton ke bawah saja yang bisa masuk. Dikonfirmasi, Sekretaris Tim Kajian yang juga Kepala Dishubkominfo Provinsi Bengkulu, Drs Misran Musa tak menampik bahwa pembahasan transhipment itu memang vakum dan belum ada keputusannya. \"Memang saya sejak di Dishubkominfo belum ada rapat pembahasan lanjutnya. Nanti akan kita koordinasikan lagi dengan Pak Asisten II Edi Waluyo sebagai ketua tim dan anggota tim lainnya untuk melanjutkan lagi pembahasannya,\" kata Misran. Karena belum pernah mengikuti rapat, Misran sendiri mengaku belum mengetahui arah keputusan yang akan diambil oleh tim nantinya. Namun yang jelas Pemerintah Provinsi Bengkulu berupaya agar aktivitas bongkar muat batu bara memberikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi pemprov. \"Saya belum tahu bagaimana kepastiannya, tapi kemungkinan besar transhipment di perairan Pulau Tikus itu akan dilegalkan. Karena kita tahu bahwa Pelabuhan Pulau Baai hingga saat ini sama sekali belum memberikan PAD, sementara disisi lain kita membutuhkan pendapatan untuk membangun Provinsi Bengkulu,\" terangnya. Berdasarkan hasil kunjungannya bersama bersama Gubernur Junaidi Hamsyah ke Pulau Tikus Rabu (17/9) kemarin, Misran mengaku transhipment  di perairan Pulau Tikus dinilai sangat aman, karena kondisi airnya cukup tenang dalam kedalamannya bisa dilalui oleh kapal-kapal bermuatan besar. \"Berdasarkan pemantauan kemarin, kondisi perairan Pulau Tikus sangat memungkinkan untuk dijadikan lokasi transhipment, karena keadaan airnya cukup tenang, tidak ada ombak yang besar, tidak merusak Pulau Tikus dan tidak mengganggu aktivitas nelayan yang mencari ikan di sekitar perairan tersebut,\" ujarnya. Selain itu, ia juga memprediksi bahwa transhipment juga tidak akan merusak terumbu karang yang terdapat di dasar laut tersebut. Namun untuk membuktikan kepastiannya memang dibutuhkan penelitian yang turun langsung ke dasar laut tersebut. \"Menurutnya tidak akan mengganggu terumbu karang, karena abu batu bara sendiri diperkirakan  tidak akan banyak jatuh ke laut karena saat bongkar muat antara kapal tongkang dengan kapal besar akan dirapatkan,\" bebernya.(400)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: